bukuonline.Nila Riwut
Menggapai cita memaknai hidup demi mencapai misi kehidupan.
Kamis, Oktober 4
Telah terbit buku berjudul Tjilik Riwut Berkisah : Sumpah Setia Suku Dayak kepada Pemerintah Republik Indonesia.
- Kisah bergabungnya suku Dayak kepada NKRI.
- Buku tsb ditulis berdasarkan catatan harian bapak Tjilik Riwut.
- Dicetak ulang bertepatan 25 tahun wafatnya bapak Tjilik Riwut.
- Penulis nila suseno.
- Harga buku @Rp.50.000. Khusus untuk Palangka Raya tanpa ongkos kirim.
- Distributor : Danti, hp 085729955826.
TERIMA KASIH
Rabu, Desember 7
Tjilik Riwut Berkisah
Aksi Kalimantan Dalam Tugas Operasional Militer Pertama
Pasukan Payung Angkatan Udara Republik Indonesia
Dikisahkan kembali
oleh
Nila Suseno
Berdasarkan
catatan-catatan Tjilik Riwut,
dilengkapi ungkapan tertulis
para pelaku Sejarah.
ISBN 979-97999-0-2Penerbit PUSAKALIMA
Cetakan pertama , Oktober 2003
Dipersembahkan
kepada
kepada
Teman-teman seperjuangan
Almarhum Bapak Tjilik Riwut
dimanapun berada.
Almarhum Bapak Tjilik Riwut
dimanapun berada.
Operasi ini adalah salah satu bagian dari Aksi Kalimantan dengan tugas operasional militer sebagai pasukan payung Angkatan Udara Republik Indonesia untuk pertama kalinya. Peristiwa inilah yang menyebabkan tanggal 17 Oktober ditetapkan sebagai hari jadi Kopasgat [1]
Kopasgat sekarang dikenal sebagai Pasukan Khas (Paskhas) TNI Angkatan Udara, berdasarkan Keputusan Men/Pangau No.54 tahun 1967 tanggal 12 Oktober 1967. Ciri-ciri Pasukan Khas TNI Angkatan Udara adalah perpaduan dari ciri-ciri pasukan darat yang berkualitas para komando dengan ciri-ciri Prajurit Angkatan Udara.. .
[1] Kopasgat = Komando Pasukan Gerak Cepat, adalah kesatuan didalam AURI yang anggota-anggotanya dalam melakukan tugasnya terjun dari udara dengan menggunakan payung udara.
PERGULATAN IDENTITAS DAYAK DAN INDONESIA Belajar dari Tjilik Riwut
Team Penulis : P.M.Laksono Jajang Agus Sonjaya Ons Untoro Y.Tri Subagya Almira Rianty Aprillia Budi Hendrijani Cetakan pertama April 2006 Pusat Study Asia Pasifik Universitas Gajah Mada Bekerja sama dengan : Penerbit Galangpress Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan ( KDT) Laksono,P.M. Pergulatan Identitas Dayak Dan Indonesia : Belajar dari Tjilik Riwut; Yogyakarta : Galangpress; Cet, 1, April, 2006; 150x210mm;xxii + 248 halaman ISBN : 979 – 24 – 9921 – 0 I. Sejarah, tokoh II.Laksono,P.M |
Jumat, Desember 2
Telah Terbit
Bawin Dayak :Kedudukan, Fungsi dan Peran Perempuan Dayak
Perpustakaan Nasional RI: Katalog DalamTerbitan (KDT)
Riwut, Nila
Bawin Dayak
Kedudukan, Fungsi,Dan Peran Perempuan Dayak
Yogyakarta, Penerbit Galangpress
Cet. I 2011; 120 x 180 mm; 144 hlm
ISBN: 978-602-8174-55-8
I. Budaya
II. Judul III. Intan, Nurjannah
Dari Meja Redaksi
Ada dua hal yang mengakar kuat dalam ingatan
kami ketika menerima naskah ini. Pertama, betapa
ke hormatan perempuan Dayak dipagari dengan sebegitu
kuatnya. Kedua, bahwa suku Dayak adalah anak
kandung dari alam yang membesarkannya.
Mari terlebih dahulu bicara tentang kehormatan
perempuan Dayak.
Dalam adat istiadatnya, suku Dayak
memiliki berbagai aturan dan memberikan singer
(denda) bagi orang yang melanggarnya. Suku Dayak
memiliki ratusan peraturan untuk memagari ke hormatan
perempuan. Tidak seorang pun, bisa de ngan
mudah berlaku tak sopan terhadap perempuan Dayak.
Singer ini tidak hanya berlaku bagi kaum laki-laki saja,
tetapi juga berlaku untuk perempuan Dayak yang
melanggarnya.
Kebaikan dan tata tradisi yang dimiliki oleh suku
Dayak kerap disalahartikan oleh masyarakat luar. Misalnya
saja kebiasaan perempuan Dayak untuk menemani
tamu yang datang berkunjung. Penghormatan tersebut
dilakukan agar perempuan Dayak bisa mencukupi
kebutuhan si tamu, sehingga tamu pun merasa betah
dan nyaman. Tradisi ini merupakan nilai luhur bahwa
suku Dayak sangat mengagungkan tamu. Namun oleh
masyarakat luar, kata “melayani” ini kerap bergeser
menjadi negatif.
Belakangan, tersiar kabar yang kurang me ngenakkan
mengenai suku Dayak. Salah seorang tokoh
pendidikan mengeluarkan statement mengenai kebi
asaan masyarakat Dayak yang kerap berhubungan
badan tanpa ada ikatan pernikahan. Pernyataan tersebut
mengingatkan kami pada salah satu bagian
tulisan Nila Riwut dalam buku ini.
Dari pengalaman saya ketika harus menjadi
pem bicara dalam beberapa seminar yang bertema
Dayak, pertanyaan yang kerapkali dilontarkan oleh
peserta seminar adalah, “Benarkah perempuan Dayak,
dengan maksud untuk menghormati tamu yang datang
berkunjung ke perkampungan mereka, leluasa
tidur bersama para tamu yang datang ke sana?” Saya
bersyukur, mereka bertanya. Tidak seenaknya main
tuduh atau menuduh manis dalam hati. Biasanya untuk
menjawab pertanyaan tersebut, saya sudah tanpa emosi
lagi karena sudah kebal. Pertanyaan tersebut adalah
pertanyaan yang paling populer ditanyakan oleh orang
yang berbeda. Jawaban saya, “Hal tersebut tidak benar.”
Lalu dengan sabar saya berusaha menceritakan situasi
kampung Dayak di masa lalu…
Memang, untuk menyikapi ketidaktahuan di perlukan
sikap tenang dan arif untuk meluruskan. Dan Nila
telah memulainya. Dengan telaten, Nila mengumpulkan
materi-materi dalam tradisi lisan suku Dayak dan merangkumnya
dalam sebuah tulisan. Hadirnya buku ini
pun, turut mengamini proses pelurusan itu. Selain juga
untuk menyebarluaskan ribuan nilai yang dimiliki oleh
kearifan lokal suku Dayak.
Nila Riwut, dalam tulisan-tulisannya, telah turut
memperjuangkan dan meluruskan persepsi negatif mengenai
perempuan Dayak. Tulisannya sarat informasi,
penuh makna, dan tenang dalam pemaparan. Buku ini
mengajak kita untuk menyelami kehidupan dan adat
istiadat Dayak serta bagaimana peran sekaligus posisi
perempuan di dalamnya.
Selamat Membaca.
Penerbit
Rabu, Juli 6
Kalimantan Membangun Alam dan Kebudayaan
Penulis : Tjilik Riwut
Penyunting : Dra.Nila Riwut
ISBN : 979-23-9952-6
Cetakan I, 1993
Cetakan II, 2007
Penyunting : Dra.Nila Riwut
ISBN : 979-23-9952-6
Cetakan I, 1993
Cetakan II, 2007
DAFTAR ISI
Langganan:
Postingan (Atom)